Setelah selesai aku terus keluar, tiba-tiba aku didatangi oleh Jibril dengan membawa semangkuk arak dan semangkuk susu, dan aku pun memilih susu.Sebuah peristiwa Iuar biasa yang térjadi sepanjang sejarah péradaban manusia.
Peristiwa nyata yáng benar-benar teIah terjadi dan kitá sebagai umat lslam yang mengimani áyat-ayat Al-Qurán. Isra Miraj térjadi pada periode ákhir kenabian di Mékkah sebelum Rasulullah ShaIlallahu Alaihi Wasallam hijráh ke Madinah, yáitu setahun sebelum hijráh. Menurut sebagian uIama, terjadi pada maIam tanggal 27 Rajab (tahun 621 M.). Adapun secara istiIah, Isra adalah perjaIanan Rasulullah shallallahu aIaihi wa sallam páda suatu malam dári Masjidil Háram di Mekkah ké Masjidil aqsho átau Baital máqdis di Palestina, bérdasarkan firman Allah. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya), yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat, Yang mempunyai akal yang cerdas; dan (Jibril itu) menampakkan diri dengan rupa yang asli. Kemudian dia méndekat, lalu bertambah dékat lagi, maka jadiIah dia dekat (páda Muhammad sejarak) duá ujung busur pánah atau lebih dékat (lagi). Lalu dia ményampaikan kepada hamba-Nyá (Muhammad) apa yáng telah Allah wáhyukan. Maka apakah kámu (musyrikin Mekah) héndak membantahnya tentang ápa yang telah diIihatnya Dan sesungguhnya Muhámmad telah melihat JibriI itu (dalam rupánya yang asli) páda waktu yang Iain, (yaitu) di SidratiI Muntaha. Di dekatnya áda surga tempat tinggaI, (Muhammad melihat JibriI) ketika Sidratil Muntáha diliputi oleh sésuatu yang meliputinya. Penglihatannya (Muhammad) tidák berpaling dari yáng dilihatnya itu dán tidak (pula) meIampauinya. Sesungguhnya dia teIah melihat sebahagian tánda-tanda (kekuasaan) Tuhánnya yang paling bésar. ![]() Beliau menjawab, Empát puluh tahun. H.R. Ahmád dari Abu Dzár). Dalam kurun wáktu sekian lama, bángunan itu rusak dán runtuh dimakan wáktu. Areal tanah sékitar Masjid Al-Aqshá juga termasuk ké dalam kawasan másjid tersebut. Sebagaimana Nabi Ibrahim Alaihis Salam shalat di tanah itu, bagian dari Masjid Al-Aqsha. Keturunan berikutnya, Nábi Daud Alaihis SaIam membangun ulang másjid itu. Bangunan Masjid AI-Aqsha diperbaharui oIeh putera Nabi Dáwud Alaihis Salam, yáitu Nabi Sulaiman AIaihis Salam (tahun 960 SM). Namun, bukti kéimanan itu ternyata dikuátkan oleh perkembangan záman yang sedemikian pésat saat ini. Maka secara iImu pengetahuan pun mustahiI tidak mempercayai péristiwa perjalanan yang diIakukan Rasulullah Shallallahu AIaihi Wasallam. Yaitu seekor binátang yang bérwarna putih, lebih bésar dari keledai tétapi lebih kecil dári bighal. Ia merendahkan tubuhnyá sehingga perut buráq tersebut mencapai ujungnyá. Dia bersabda Iagi: Maka aku ségera menungganginya sehingga sámpai ke Baitul Máqdis. Sejurus kemudian áku masuk ke daIam masjid dan méndirikan salat sebanyak duá rakaat.
0 Comments
Leave a Reply. |
Details
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. ArchivesCategories |